1.
a) Inflasi
Pengertian inflasi
Inflasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses kenaikan
harga-harga yang berlaku dalam suatu perekonomian. Dalam ilmu ekonomi,
inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga barang-barang secara umum dan terus-menerus
(kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai
faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas
di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga
akibat adanya ketidak lancaran distribusi barang.
Kenaikan harga ini diukur dengan menggunakan indeks harga yang
merupakan rata-rata harga konsumen atau produsen. Indeks harga adalah rata-rata
tertimbang dari sejumlah barang-barang dan jasa. Dalam membuat indeks harga
para ekonom menimbang harga individual dengan memperhatikan arti penting setiap
barnag secara ekonomis. Indeks harga yang digunakan untuk mengukur inflasi
yaitu indeks biaya hidup (consumer price index), indeks harga
perdagangan besar (wholesale price index), dan GNP deflator.
Pengertian inflasi
menurut para ahli, yaitu:
· Menurut
Rahardja (1997: 32) inflasi adalah kecenderungan dari harga-harga untuk
meningkat secara umum dan terus-menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang
saja tidak disebut inflasi, tetapi jika kenaikan meluas kepada sebagian besar
harga barang-barang maka hal ini disebut inflasi.
· Menurut
Eachern (2000: 133) menyatakan bahwa inflasi adalah kenaikan terus-menerus
dalam rata-rata tingkat harga. Jika tingkat harga berfluktuasi, bulan ini naik
dan bulan depan turun, setiap adanya kenaikan kerja tidak berarti sebagai
inflasi.
· Menurut
Sukirno (2004: 27) memberikan definisi bahwa inflasi adalah suatu proses
kenaikan harga-harga yang berlaku dalam suatu perekonomian.
Jenis-jenis
inflasi
· Berdasarkan besar laju
inflasi, antara lain:
A.
Inflasi ringan atau
Creeping inflation (di bawah 10% setahun)
B.
Ditandai dengan laju
inflasi yang rendah sehingga kenaikkan harga berjalan secara lambat, dengan
persentase yang kecil serta dalam jangka yang relatif lama.
C.
Inflasi sedang (antara
10 – 30% setahun)
D.
Tingkat sedang ini
sudah mulai membahayakan kegiatan ekonomi.Perlu diingat laju inflasi ini secara
nyata dapat dilihat garak kenaikan harga.Pendapatan riil masyarakat terutama
masyarakat yang berpenghasilan tetap seperti buruh ,mulai turun dan kenaikan
upah selalu lebih kecil bila dibandingkan dengan kenaikan harga.
E.
Inflasi berat (antara
30 – 100% setahun)
F.
Kenaikan harga sudah
sulit dikendalikan.Hal ini diperburuk lagi oleh pelaku-palaku ekonomi yang
memanfaatkan keadaan untuk melakukan spekulasi.
G.
Inflasi liar atau
hyperinflation ( di atas 100% setahun)
H.
Inflasi ini terjadi
bila setiap saat harga-harga terus berubah dan meningkat sehingga orang tidak
dapat menahan uang lebih lama disebabkan nilai uang terus merosot disebut
inflasi yang tidak terkendali (Hyperinflastion).
· Berdasarkan sebabnya, antara lain:
a.
Demand pull inflation adalah inflasi yang timbul karena permintaan masyarakat
akan berbagai barang yang kuat.
b.
Cost Push Inflation
adalah inflasi yang timbul karena kenaikan biaya produksi
Berdasarkan asal
terjadinya inflasi, antara lain:
a.
Inflasi yang berasal
dari dalam negeri (domestic inflation) adalah inflasi yang timbul karena
terjadi defisit anggaran belanja yang dibiayai oleh pemerintah dengan
pencetakan uang baru, karena panenan gagal dan akibat-akibat lain sebagainya.
b.
Inflasi yang berasal
dari luar negeri (imported inflation) adalah inflasi yang timbul karena
kenaikan harga-harga (yaitu, inflasi) di luar negeri atau di negara-negara
langganan berdagang kita. Kenaikan harga barang-barang yang kita impor
mengakibatkan: (1) secara langsung kenaikan indeks biaya hidup karena sebagian dari
barang-barang yang tercakup di dalamnya berasal dari impor, (2) secara tidak
langsung menaikkan indeks harga melalui kenaikan biaya produksi (dan kemudian,
harga jual) dari berbagai barang yang menggunakan bahan mentah atau mesin-mesin
impor (cost inflation), (3) secara tidak langsung menimbulkan kenaikan
harga di dalam negeri karena kemungkinan (tetapi ini tidak demikian) kenaikan
harga barang-barang impor mengakibatkan kenaikan pengeluaran pemerintah/swasta
yang berusaha megimbangi kenaikan harga impor tersebut (demand inflation).
Dampak dari inflasi
Inflasi umumnya memberikan dampak yang
kurang menguntungkan dalam perekonomian, akan tetapi sebagaimana dalam salah
satu prinsip ekonomi bahwa dalam jangka pendek ada trade off antara
inflasi dan pengangguran menunjukkan bahwa inflasi dapat menurunkan tinhgkat
pengangguran, atau inflasi dapat dijadikan salah satu cara untuk menyeimbangkan
perekonomian Negara, dan lain sebagainya. Secara khusus dapat diketahui
beberapa dampak baik negatif maupun positif dari inflasi adalah sebagai
berikut.
Dampak
Negatif
1. Bila harga secara umum naik terus-menerus
maka masyarakat akan panik, sehingga perekonomian tidak berjalan normal, karena
disatu sisi ada masyarakat yang berlebihan uang memborong sementara yang
kekurangan uang tidak bisa membeli barang akibatnya negara rentan terhadap
segala macam kekacauan yang ditimbulkannya.
2. Sebagai akibat dari kepanikan tersebut maka
masyarakat cenderung untuk menarik tabungan guna membeli dan menumpuk barang
sehingga banyak bank di rush akibatnya bank kekurangan dana berdampak pada
tutup (bangkrut ) atau rendahnya dana investasi yang tersedia.
3. Produsen cenderung memanfaatkan kesempatan
kenaikan harga untuk memperbesar keuntungan dengan cara mempermainkan harga di
pasaran.
4. Distribusi barang relative tidak adil
karena adanya penumpukan dan konsentrasi produk pada daerah yang masyarakatnya
dekat dengan sumber produksi dan yang masyarakatnya memiliki banyak uang.
5. Bila inflasi berkepanjanagn produsen banyak
yang bangkrut karena produknya relatif akan semakin mahal sehingga tidak ada
yang mampu membeli.
6. Jurang antara kemiskinan dan kekayaan
masyarakat semakin nyata yang mengarah pada sentimen dan kecemburuan ekonomi
yang dapat berakhir pada penjarahan dan perampasan.
Dampak
positif
1. Masyarakat akan semakin selektif dalam
mengkonsumsi, produksi akan diusahakan seefisien mungkin dan konsumtifme dapat
ditekan.
2. Inflasi yang berkepanjangan dapat
menumbuhkan industri kecil dalam negeri menjadi semakin dipercaya dan tangguh.
3. Tingkat pengangguran cenderung akan menurun
karena masyarakat akan tergerak untuk melakukan kegiatan produksi dengan cara
mendirikan atau membuka usaha.
Cara mencegah inflasi
a) Kebijakan Moneter
Sasaran kebijakan moneter dicapai melalui
pengaturan jumlah uang beredar. Bank Sentral dapat mengatur uang giral melalui
peralatan moneter yaitu : (1) Pelaksanaan Operasi Pasar Terbuka (Open Market
Operation) dimana pengendalian jumlah uang beredar oleh Bank Sentral dengan
cara menjual atau membeli surat-surat berharga. Untuk meningkatkan jumlah uang beredar,
Bank Sentral menjual surat-surat berharga. Sedangkan untuk menurunkan jumlah uang
beredar, Bank Sentral membeli surat-surat berharga ; (2) Penetapan Tingkat
Diskonto (Discount Rate Policy) yang merupakan tingkat bunga yang
ditetapkan Bank Sentral sebagai pinjaman yang diberikan kepada Bank Umum; (3)
Penetapan Rasio Cadangan Wajib Minimum (Reserve Requirement) yaitu
proporsi cadangan minimum yang harus dipegang Bank umum atas simpanan
masyarakat yang dimiliki. Untuk menekan laju
inflasi cadangan minimum ini dinaikkan sehingga jumlah uang menjadi lebih
kecil.
b) Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal menyangkut pengaturan tentang
pengeluaran pemerintah serta perpajakan yang secara langsung dapat mempengaruhi
permintaan total dan dengan demikian akan mempengaruhi harga. Inflasi dapat
dicegah melalui penurunan permintaan total. Kebijakan fiskal yang berupa
pengurangan pengeluaran pemerintah serta kenaikan pajak akan dapat mengurangi
permintaan total, sehingga inflasi dapat ditekan.
c) Kebijakan yang Berkaitan dengan Output
Kenaikan output dapat memperkecil laju
inflasi. Kenaikan jumlah output ini dapat dicapai misalnya dengan kebijaksanaan
penurunan bea masuk sehingga impor cenderung meningkat. Bertambahnya jumlah
barang dalam negeri cenderung menurunkan harga.
d) Kebijakan Penentuan Harga dan Indexing
Ini dilakukan dengan penentuan harga, serta
didasarkan pada indeks harga tertentu untuk gaji ataupun upah (gaji/upah secara
riil tetap). Kalau indeks harga naik,gaji atu upah juga dinaikkan.
b) Deflasi
Pengertian deflasi
Deflasi adalah kebalikan dari inflasi. Bila inflasi terjadi
akibat banyaknya jumlah uang yang beredar di masyarakat, maka deflasi terjadi
karena kurangnya jumlah uang yang beredar. Ada pula deflasi didefinisikan
sebagai meningkatnya permintaan terhadap uang berdasarkan jumlah uang yang
berada di masyarakat. Kamus ekonomi deflasi adalah penurunan tingkat pendapatan
nasional (national income) dan output yang biasanya dibarengi dengan penurunan
tingkat harga-harga umum (disinflasi/disinflation). Deflasi seering dilakukan
dengan sengaja oleh pemerintah untuk menurunkan inflasi dan memperbaiki neraca
pembayaran dengan menurunkan permintaan impor.
Penyebab deflasi
1.
Menurunnya Persediaan
Uang di Masyarakat
Menurunnya jumlah
persediaan uang di masyarakat ini cenderung disebabkan karena sebagian besar
masyarakat menyimpan uangnya di bank.Masyarakat menyimpan uangnya di bank
kemungkinan disebabkan oleh tingkat suku bunga yang tinggi karena dapat
memberikan keuntungan yang cukup tinggi.Sehingga dengan demikian persediaan
uang yang ada di masyarakat semakin berkurang.Jika persediaan uang lebih
sedikit bila dibandingkan dengan jumlah barang maka akan dapat menimbulkan deflasi.
2. Meningkatnya Persediaan
Barang
Kadang kala produksi
barang tidak bisa di bendung apabila permintaan barang meningkat.Produsen
cenderung terus meningkatkan produksinya pada saat kondisi seperti itu.Jika
jumlah barang yang diproduksi tersebut tidak habis terjual kepada konsumen dan
produksi tetap dilakukan sedangkan permintaan akan barang semakin berkurang
maka akan dapat meningkatkan jumlah persediaan barang di masyarakat akibatnya
harga barang tersebut semakin menurun karena jumlahnya banyak.
3. Menurunnya Permintaan Akan
Barang
Apabila permintaan
akan suatu barang menurun sedangkan produksi tetap dilakukan maka cenderung hal
tersebut akan menurunkan tingkat harga barang yang bersangkutan.
Pengaruh dan Akibat Deflasi
a.
Penurunan persediaan
uang
Deflasi dapat
menyebabkan menurunnya persediaan uang di masyarakat dan akan menyebabkan
depresi besar (seperti yang dialami Amerika dulu) dan juga akan membuat pasar
Investasi akan mengalami kekacauan.
b.
Memperlambat aktivitas
ekonomi Dikarenakan harga barang mengalami penurunan, konsumen memiliki
kemampuan untuk menunda belanja mereka lebih lama lagi dengan harapan harga
barang akan turun lebih jauh. Akibatnya aktivitas ekonomi akan melambat dan
memberikan pengaruh pada spiral deflasi (deflationary spiral).
c.
Dampak susulan dari
melesunya kegiatan ekonomi adalah banyak pekerja yang akhirnya mengalami PHK
karena pemiliki bisnis tidak sanggup membayar gaji karyawannya. Dengan demikian
pendapatan yang diterima masyarakat menjadi sedikit dan jumlah uang yang
beredar di masyarakat semakin berkurang.
d.
Dari sisi investasi,
deflasi juga mengakibatkan melesunya investasi di sektor riil maupun di lantai
bursa. Akibatnya ini akan menambah berat kelesuan ekonomi dikarenakan tidak ada
lagi aktivitas bisnis yang berjalan.
e.
Deflasi juga dapat
menyebabkan suku bunga disuatu negara menjadi nol persen. Lalu diikuti juga
dengan turunnya suku bunga pinjaman di bank. Ini memang merupakan langkah
paliatif untuk mencegah masyarakat menyimpan uangnya di bank yang dapat membuat
peredaran uang semakin kecil.
Dampak deflasi
a. Dampak positif,
deflasi akan membuat orang menyimpan uang sehingga uang benar-benar dihargai
dan jaminan keamanan sosial politik. Orang akan banyak berinvestasi langsung
dan ketersediaan barang terjamin. Akibatnya nilai mata uang akan menguat.
b. Dampak negative, deflasi
akan membuat jatuh nilai properti. Orang lebih suka mendepositokan uangnya di
bank atau pasar modal daripada beli properti yang tidak naik. Karena harga
terus turun maka produsen cenderung kurang berminat memproduksi barang.
Kesempatan kerja berkurang karena banyak PHK. Pajak tidak dapat ditarik oleh
pemerintah sehinga pendapata negara berkurang. Kegiatan perekonomian secara
keseluruhan mengalami kemunduran.
Cara Mengatasi Deflasi
Salah satu cara menanggulangi deflasi adalah dengan menurunkan
tingkat suku bunga. Deflasi dapat diibaratkan jatuh sakitnya seseorang karena
jarang berolah raga. Apabila seseorang pada dasarnya memiliki kaki normal namun
malas menggunakannya, maka ini akan mengakibatkan menyusutnya otot-otot kaki
yang jarang digunakan tersebut. Dalam jangka waktu lebih lama orang tersebut
akan tidak dapat berjalan sama sekali berhubung otot sudah terlalu lemah untuk
digunakan. Apabila keadaan ini justru didiamkan, bukan tidak mungkin akan
mengalami kelumpuhanselamanya. Hal ini parallel dengan inflasi. Cara terbaik
untuk mengatasinya adalah dengan melatih kembali otot-otot yang sudah lama
tidak digunakan. Meski memakan waktu lama, hal ini adalah satu-satunya cara
untuk mengembalikan kekuatan otot yang melemah. Dengan kata lain untuk mencegah
deflasi menjadi krisis ekonomi besar, pemerintah dan semua pihak yang terkait
harus bersepakat untuk memulai kembali kegiatan ekonomi yang sempat terhenti
karena salah urus tersebut. Tentu saja ini membutuhkan waktu yang tidak
sedikit. Lazim dikatakan oleh para analis eknonomi bahwa deflasi merupakan
kondisi krisis moneter yang sebenarnya tidak memiliki obat yang efektif.
Apabila pada inflasi Bank Sentral dapat menaikkan suku bunga untuk menahannya,
menurunkan suku bunga bahkan hingga nol persen bukanlah jalan keluar bagi
deflasi. Pasalnya ini akan membuat pemasukan pemerintah menjadi nol juga atau
bahkan negative. Akibatnya, biaya impor menjadi terbebani sementara ekspor
tidak menunjukkan kenaikan signifikan berhubung melemahnya mata uang disebabkan
oleh aksi spekulan semata-mata.
Cara yang paling lazim digunakan adalah memberikan stimulus
ekonomi berupa bantuan likuiditas ke sektor bisnis. Dengan demikian diharapkan
kegiatan ekonomi kembali berputar. Pemerintah juga dapat memotong pajak dan
meningkatkan belanjanya sendiri untuk menggairahkan perekonomian. Dari sisi
Bank Sentral, pemerintah juga dapat meningkatkan peredaran uang di masyarakat
dengan membeli surat hutang sektor swasta dan menukarkannya dengan uang tunai.
Selain itu, juga dapat dilakukan dengan memotong suku bunga. Namun seperti
dijelaskan di atas, memotong suku bunga bukanlah jalan keluar yang sesungguhnya
tetapi hanya sekedar pengobatan sementara untuk menggairahkan ekonomi dan
mengharapkan harga bergerak naik dengan sendirinya.
PENGANGGURAN
Pengangguran atau Tuna
karya adalah
orang yang masuk dalam angkatan kerja (15 sampai 64 tahun) tidak bekerja sama
sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu,
atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak.
- Rumus
Menghitung Tingkat Pengangguran
Untuk mengukur tingkat pengangguran
pada suatu wilayah bisa didapat dar prosentase membagi jumlah pengangguran
dengan jumlah angkaran kerja.
Kerja
Tingkat Pengangguran = Jml Yang Nganggur / Jml Angkatan x 100%
|
Jenis
& macam pengangguran
a. Pengangguran
Terselubung (Disguised
Unemployment) adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena
suatu alasan tertentu.
b. Setengah
Menganggur (Under
Unemployment) adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena tidak
ada lapangan pekerjaan, biasanya tenaga kerja setengah menganggur ini merupakan
tenaga kerja yang bekerja kurang dari 35 jam selama seminggu.
c.
Pengangguran Terbuka (Open Unemployment) adalah
tenaga kerja yang sungguh-sungguh tidak mempunyai pekerjaan.Pengganguran jenis
ini cukup banyak karena memang belum mendapat pekerjaan padahal telah berusaha
secara maksimal.
d.
Pengangguran sukarela (Voluntary Unemployment) adalah
pengangguran yang menganggur untuk sementara waktu karna ingin mencari
pekerjaan lain yang lebih baik.
e.
Pengangguran duka lara (Involantary Unemployment)adalah
pengengguran yang menganggur karena sudah berusaha mencari pekerjaan namun belum
berhasil mendapatkan kerja.
Penyebab Pengangguran
Pengangguran umumnya
disebabkan karena jumlah angkatan kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan
pekerjaan yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam
perekonomian karena dengan adanya pengangguran,produktivitas dan pendapatan
masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan
masalah-masalah sosial lainnya.tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga
dapat menyebabkan kekacauan politik, keamanan dan sosial sehingga mengganggu
pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang adalah menurunnya
GNP dan pendapatan per kapita suatu negara.
Terjadinya
Pengangguran
·
Pengangguran friksional adalah pengangguran yang sifatnya
sementara yang disebabkan adanya kendala waktu, informasi dan kondisi geografis
antara pelamar kerja dengan pembuka lamaran pekerna penganggur yang mencari
lapangan pekerjaan tidak mampu memenuhi persyaratan yang ditentukan pembuka
lapangan kerja. Semakin maju suatu perekonomian suatu daerah akan meningkatkan
kebutuhan akan sumber daya manusia yang memiliki kualitas yang lebih baik dari
sebelumnya.
·
Pengangguran konjungtural adalah pengangguran yang diakibatkan
oleh perubahan gelombang (naik-turunnya) kehidupan perekonomian/siklus ekonomi.
·
Pengangguran structural adalah pengangguran yang diakibatkan
oleh perubahan struktur ekonomi dan corak ekonomi dalam jangka panjang.
Pengangguran struktural bisa diakibatkan oleh beberapa kemungkinan, seperti:
·
Akibat
permintaan berkurang
·
Akibat
kemajuan dan pengguanaan teknologi
·
Akibat
kebijakan pemerintah
·
Pengangguran musiman adalah keadaan menganggur karena
adanya fluktuasi kegiaan ekonomi jangka pendek yang menyebabkan seseorang harus
nganggur. Contohnya seperti petani yang menanti musim tanam, pedagang durian
yang menanti musim durian.
·
Pengangguran siklikal adalah pengangguran yang menganggur
akibat imbas naik turun siklus ekonomi sehingga permintaan tenaga kerja lebih
rendah daripada penawaran kerja.
·
Pengangguran teknologi adalah pengangguran yang terjadi
akibat perubahan atau penggantian tenaga manusia menjadi tenaga mesin-mesin.
·
Pengangguran siklus adalah pengangguran yang diakibatkan
oleh menurunnya kegiatan perekonomian karena terjadi resesi. Pengangguran
siklus disebabkan oleh kurangnya permintaan masyarakat (aggrerate demand).
Kebijakan-Kebijakan
Pengangguran.
(*) Cara
Mengatasi Pengangguran Friksional
·
·Perluasan
kesempatan kerja dengan cara mendirikan industri-industri baru, terutama yang
bersifat padat karya.
·
·Deregulasi
dan debirokratisasi di berbagai bidang industri untuk merangsang timbulnya
investasi baru.
·
Menggalakkan
pengembangan sektor informal, sepertihome industry.
·
Menggalakkan
program transmigrasi untuk menyerap tenaga kerja di sektor agraris dan sektor
formal lainnya.
·
Pembukaan
proyek-proyek umum oleh pemerintah, seperti pembangunan jembatan, jalan raya,
PLTU, PLTA, dan lain-lain sehingga bisa menyerap tenaga kerja secara langsung
maupun untuk merangsang investasi baru dari kalangan swasta.
(*) Cara
Mengatasi Pengangguran Konjungtural
·
Meningkatkan
daya beli masyarakat sehingga pasar menjadi ramai dan akan menambah jumlah
permintaan
·
Mengatur
bunga bank agar tidak terlalu tinggi sehingga investor lebih suka
menginvestasikan uangnya
(*)
Cara Mengatasi Pengangguran Struktural
·
Peningkatan
mobilitas modal dan tenaga kerja.
·
Segera
memindahkan kelebihan tenaga kerja dari tempat dan sector yang kelebihan ke
tempat dan sektor ekonomi yang kekurangan.
·
Mengadakan
pelatihan tenaga kerja untuk mengisi formasi kesempatan (lowongan) kerja yang
kosong,
·
Segera
mendirikan industri padat karya di wilayah yang mengalami pengangguran.
(*) Cara
Mengatasi Pengangguran Musiman
·
Pemberian
informasi yang cepat jika ada lowongan kerja di sektor lain, dan
·
Melakukan
pelatihan di bidang keterampilan lain untuk memanfaatkan waktu ketika menunggu
musim tertentu.
(*) Cara
Mengatasi Pengangguran Teknologi
·
·Mempersiapkan
masyarakat untuk dapat mengikuti perkembangan teknologi dg cara memasukkan
materi kurikulum pelatihan teknologi di sekolah.
·
Pengenalan
teknologi sejak dini
·
·Pelatihan
tenaga pendidik untuk penguasaan teknologi
Dampak
pengangguran
Tingkat pengangguran yang
tinggi dapat membawa berbagai dampak pada proses pembangunan ekonomi. Agar
tidak terus berlanjut, pemerintah harus mengatasi masalah pengangguran, karena
masalah pengangguran adalah masalah yang sangat vital dan sensitif bagi
kestabilan ekonomi dan keamanan suatu negara.Pengangguran dapat membawa dampak
yang sangat berbahaya jika tidak segera diatasi. Pengangguran berdampak dalam
bidang ekonomi, sosial, maupun secara individual pada pelaku pengangguran itu
sendiri.
Diantara dampak pengangguran tersebut
antara lain:
a.
Penurunan
permintaan agregat
b.
Penurunan
tingkat upah
c.
Penurunan
tingkat kesejahteraan masyarakat
d.
Penurunan
tingkat investasi
e.
Penurunan
penerimaan pajak
f.
Munculnya
sector informal
g.
Menimbulkan
masalah social
Upaya
mengatasi pengangguran
a. Memperluas kesempatan kerja
a. Memperluas kesempatan kerja
1.
meningkatkan
kegiatan produksi
2.
meningkatkan
kegiatan ekspor impor
3.
meningkatkan
investasi
4.
meningkatkan
proyek pekerjaan umum
5.
mendorong
kegiatan wirausaha
6.
meningkatkan
program padat karya
b.
Menurunkan jumlah angkatan kerja
pengangguran antara lain disebabkan
oleh pertumbuhan angkatan kerja yang terlalu cepat. Untuk mengurangi
pertumbuhan angkatan kerja tersebut dilakukan dengan program keluarga berencana
(KB) dan menetapkan batas usia minimal pernikahan.
c. Peningkatan kualitas tenaga kerja
c. Peningkatan kualitas tenaga kerja
kualitas tenaga kerja dapat
ditingkatkan dengan tingkat kesehatan dan pendidikan yang lebih baik. Untuk
memperbaiki kesehatan masyarakat dapat dilakukan dengan cara memberi subsidi
kesehatan, layanan kesehatan masyarakat, membangun rumah sakit, pengadaan
dokter dan obat, perbaikan lingkungan, serta menjamin keselamatan kerja.
Sementara itu tingkat pendidikan dan keahlian masyarakat dapat ditingkatkan
dengan cara program pendidikan dasar, memperbaiki gedung sekolah, pengadaan
kursus dan balai latihan kerja, seminar, dan magang.
2. Hubungan Antara Tingkat
Harga dan Pengangguran
Teori
inflasi, A.W. Phillips berhasil menemukan hubungan yang erat antara tingkat
pengangguran dengan tingkat perubahan upah nominal. Penemunannya ini
diperolehnya dari hasil pengolahan data empirik perekonomian inggris untuk
periode 1861-1957. Kurva yang
menggambarkan hubungan di antara tingkat inflasi dan tingkat pengangguran
dinamakan kurva Phillips. Kurva
phillips yang menghubungkan persentase perubahan tingkat upah nominal dengan
tingkat pengangguran seperti diuraikan di atas biasa disebut dengan kurva
phillips dalam bentuk asli. Di samping itu, ada juga kurva phillips dalam
bentuk versi baru yang biasa disebut dengan kurva phillips yang sudah direvisi
yang digunakan untuk mengukur tingkat inflasi. Argumentasi untuk menjelaskan kurva phillips
di atas dirumuskan dengan formulasi sebagai berikut :
Laju inflasi = Tingkat kenaikan upah –
Tingkat kenaikan produktivitas
|
Sifat keterkaitan di antara inflasi harga dan tingkat
pengangguran :
Berdasarkan, kurva
Philips menggambarkan hubungan negative antara inflasi dan penggangguran. Yaitu
jika semakin tinggi angka penggangguran maka semakin rendah inflasi yang
terjadi karena, jika tingginya angka penggangguran itu berarti masyarakat
banyak yang tidak memiliki pekerjaan sehingga daya belinya pun kurang dan
mengakibatkan harga – harga barang pun menurun karena rendahnya permintaan dari
konsumen. Begitu juga sebaliknya, jika semakin rendah angka penggangguran maka
semakin tinggi inflasi.
Kesimpulan
1)
Inflasi adalah suatu
keadaan dalam mana terjadi senantiasa meningkatnya harga-harga pada umumnya,
atau suatu keadaan di mana terjadi senantiasa turunnya nilai uang.
2)
Deflasi adalah suatu
keadaan semakin turunnya harga barang-barang atau semakin meningkatnya nilai
uang.
3)
Pengangguran adalah orang yang masuk dalam
angkatan kerja (15 sampai 64 tahun) tidak bekerja sama sekali, sedang mencari
kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang
berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak
Daftar Pustaka