Hubungan antara pertumbuhan
penduduk dengan lapangan pekerjaan dan kemiskinan
Pertumbuhan
Penduduk
Definisi
Pertumbuhan
penduduk adalah perubahan populasi sewaktu-waktu, dan dapat dihitung sebagai
perubahan dalam jumlah individu dalam sebuah populasi menggunakan “per waktu
unit” untuk pengukuran. Sebutan pertumbuhan penduduk merujuk pada semua
spesies, tapi selalu mengarah pada manusia, dan sering digunakan secara
informal untuk sebutan demografi nilai pertumbuhan penduduk, dan digunakan
untuk merujuk pada pertumbuhan penduduk dunia. (menurut Wikipedia)
Pertumbuhan penduduk merupakan salah satu faktor yang penting dalam masalah sosial ekonomi umumnya dan masalah penduduk pada khususnya. Karena di samping berpengaruh terhadap jumlah dan komposisi penduduk juga akan berpengaruh terhadap kondisi sosial ekonomi suatu daerah atau negara maupun dunia. (menurut MKDU ISD) Pertumbuhan penduduk adalah perubahan jumlah penduduk baik pertambahan maupun penurunannya. (menurut modul online) Angka pertumbuhan penduduk adalah tingkat pertambahan penduduk suatu wilayah atau negara dalam suatu jangka waktu tertentu, dinyatakan dalam persentase. Nilai pertumbuhan penduduk (NPP) adalah nilai kecil dimana jumlah individu dalam sebuah populasi meningkat.
Faktor Faktor Penambahan Penduduk
1. Kematian (Mortalitas)
Banyak
sekali penyebab dari faktor kematian ini, biasanya dipengaruhi oleh usia,
lingkungan sekitar / tempat tinggal dimana ada atau tidaknya sarana dan
prasarana pendukung kehidupan misalkan makanan, kebersihan serta kesehatan.
Selain faktor tersebut juga dapat dipengaruhi oleh kejadian luar biasa
seperti bencana alam dan kejadian yang tidak terduga lainnya. Biasanya faktor
ini hanya berprosentase rendah.
a.) Faktor pendukung
kematian (pro mortalitas)
Faktor ini mengakibatkan jumlah kematian semakin besar. Yang termasuk faktor ini adalah: - Sarana kesehatan yang kurang memadai. - Rendahnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan - Terjadinya berbagai bencana alam - Terjadinya peperangan - Terjadinya kecelakaan lalu lintas dan industri - Tindakan bunuh diri dan pembunuhan. b.) Faktor penghambat kematian (anti mortalitas) Faktor ini dapat mengakibatkan tingkat kematian rendah. Yang termasuk faktor ini adalah: - Lingkungan hidup sehat. - Fasilitas kesehatan tersedia dengan lengkap. - Ajaran agama melarang bunuh diri dan membunuh orang lain. - Tingkat kesehatan masyarakat tinggi. - Semakin tinggi tingkat pendidikan penduduk.
Ada beberapa jenis
perhitungan angka kelahiran yaitu:
¶ Angka Kematian Kasar ( Crude Death Rate/CDR ) Angka kematian kasar adalah yaitu angka yang menunjukkan jumlah kematian tiap 1000 penduduk tiap tahun tanpa membedakan usia dan jenis kelamin tertentu. Ini dapat dituliskan dalam rumus :
¶ Angka
Kematian Khusus Menurut Umur Tertentu (Age Specific Death Rate = ASDR)
Angka kematian khusus menurut umur tertentu dapat digunakan untuk mengetahui kelompok-kelompok usia manakah yang paling banyak terdapat kematian. Umumnya pada kelompok usia tua atau usia lanjut angka ini tinggi, sedangkan pada kelompok usia muda jauh lebih rendah. Rumusnya:
¶ Angka
Kematian Bayi (Infant Mortality Rate = IMR)
Angka kematian bayi adalah angka
yang menunjukkan jumlah kematian bayi tiap seribu bayi yang lahir.
Bayi adalah kelompok orang yang
berusia 0-1 tahun.
Rumusnya:
Besarnya angka kematian bayi dapat
dijadikan petunjuk atau indikator tingkat kesehatan dan kesejahteraan penduduk.
Pada umumnya bila masyarakat memiliki tingkat kesehatan yang rendah maka tingkat kematian bayi tinggi. Selain perhitungan di atas sering dihitung pula angka kematian ibu waktu melahirkan dan angka kematian bayi baru lahir. Untuk angka kematian bayi ukurannya sebagai berikut: - Rendah, jika IMR antara 15-35. - Sedang, jika IMR antara 36-75. - Tinggi, jika IMR antara 76-125.
2. Kelahiran (Fertilitas)
Faktor kelahiran ini dapat
dikatakan sebagai faktor penyebab utama pertumbuhan penduduk didunia karena rata-rata
pertumbuhan penduduk adalah tingginya angka kelahiran dibandingkan angka
kematian.
Faktor-faktor
penunjang kelahiran (pro natalitas) antara lain:
• Kawin pada usia muda, karena ada anggapan bila terlambat kawin keluarga akan malu. • Anak dianggap sebagai sumber tenaga keluarga untuk membantu orang tua. • Anggapan bahwa banyak anak banyak rejeki. • Anak menjadi kebanggaan bagi orang tua. • Anggapan bahwa penerus keturunan adalah anak laki-laki, sehingga bila belum ada anak laki-laki, orang akan ingin mempunyai anak lagi. Faktor pro natalitas mengakibatkan pertambahan jumlah penduduk menjadi besar. Faktor-faktor penghambat kelahiran (anti natalitas), antara lain: • Adanya program keluarga berencana yang mengupayakan pembatasan jumlah anak. • Adanya ketentuan batas usia menikah, untuk wanita minimal berusia 16 tahun dan bagi laki-laki minimal berusia 19 tahun. • Anggapan anak menjadi beban keluarga dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. • Adanya pembatasan tunjangan anak untuk pegawai negeri yaitu tunjangan anak diberikan hanya sampai anak ke – 2. • Penundaaan kawin sampai selesai pendidikan akan memperoleh pekerjaan. Faktor penunjang tingginya angka natalitas dalam suatu negara antara lain : 1.Kepercayaan dan agama Faktor kepercayaan mempengaruhi orang dalam penerimaan KB. Ada agama atau kepercayaan tertentu yang tidak membolehkan penganutnya mengikuti KB. Dengan sedikitnya peserta KB berarti kelahiran lebih banyak dibanding bila peserta KB banyak 2.Tingkat pendidikan Semakin tinggi orang sekolah berarti terjadi penundaan pernikahan yang berarti pula penundaan kelahiran. Selain itu pendidikan mengakibatkan orang merencanakan jumlah anak secara rasional. 3.Kondisi perekonomian Penduduk yang perekonomiannya baik tidak memikirkan perencanaan jumlah anak karena merasa mampu mencukupi kebutuhannya. Jika suatu negara berlaku seperti itu maka penduduknya menjadi banyak. 4.Kebijakan pemerintah Kebijakan pemerintah mempengaruhi apakah ada pembatasan kelahiran atau penambahan jumlah kelahiran. Selain itu kondisi pemerintah yang tidak stabil misalnya kondisi perang akan mengurangi angka kelahiran 5.Adat istiadat di masyarakat Kebiasaan dan cara pandang masyarakat mempengaruhi jumlah penduduk. Misalnya nilai anak, ada yang menginginkan anak sebanyak-banyaknya, ada yang menilai anak laki-laki lebih tinggi dibanding perempuan atau sebaliknya, sehingga mengejar untuk mendapatkan anak laki-laki atau sebaliknya. 6.Kematian dan kesehatan Kematian dan kesehatan berkaitan dengan jumlah kelahiran bayi. Kesehatan yang baik memungkinkan bayi lebih banyak yang hidup dan kematian bayi yang rendah akan menambah pula jumlah kelahiran. 7.Struktur Penduduk Penduduk yang sebagian besar terdiri dari usia subur, jumlah kelahiran lebih tinggi dibandingkan yang mayoritas usia non produktif (misalnya lebih banyak anak-anak dan orang-orang tua usia). Untuk menentukan jumlah kelahiran dalam satu wilayah digunakan angka kelahiran (Fertilitas). Angka kelahiran yaitu angka yang menunjukkan rata-rata jumlah bayi yang lahir setiap 1000 penduduk dalam waktu satu tahun. Pengukuran Fertilitas tidak sesederhana dalam pengukuran mortalitas, hal ini disebabkan adanya alasan sebagai berikut : 1. Sulit memperoleh angka statistik lahir hidup karena banyak bayi – bayi yang meninggal beberapa saat setelah kelahiran, tidak dicatatkan dalam peristiwa kelahiran atau kematian dan sering dicatatkan sebagai lahir mati. 2. Wanita mempunyai kemungkinan melahiran dari seorang anak ( tetapi meninggal hanya sekali ) 3. Makin tua umur wanita tidaklah berarti, bahwa kemungkinan mempunyai anak makin menurun. 4. Di dalam pengukuran fertilitas akan melibatkan satu orang saja. Tidak semua wanita mempunyai kemungkinan untuk melakukan. mempunyai anak.
3. Migrasi
Migrasi
adalah peristiwa berpindahnya suatu organisme dari suatu tempat ke tempat
lainnya. Dalam banyak kasus, organisme bermigrasi untuk mencari
sumber-cadangan-makanan yang baru untuk menghindari kelangkaan makanan yang
mungkin terjadi karena datangnya musim dingin atau karena kepadatan
penduduk. Selain migrasi ada istilah lain tentang dinamika penduduk
yaitu mobilitas. Migrasi ini
merupakan akibat dari keadaan lingkungan sekitar yang kurang menguntungkan
bagi dirinya. Sebagai akibat dari kedadaan alam yang kurang menguntungkan
menimbulkan terbatasnya sumberdaya yang mendukung penduduk didaerah tersebut.
Faktor-faktor yang menyebabkan
terjadinya perpindahan atau imigrasi, yaitu :
-
Persediaan sumber alam
-
Lingkungan sosial budaya
-
Potensi ekonomi
-
Alat masa depan
Secara
garis besar kemampakan imigrasi di
indonesia dibagi menjadi tiga, yaitu:
3.1 Urbanisasi (Perpindahan dari
desa ke kota)
Para
urbanit kebanyakan terdiri dari golongan umur muda yang sangat produktif
serta inisiatif. Tingginya golongan muda yang melakukan perpindahan ke kota
sangat mempengaruhi kondisi daerah asal yang akan mengakibatkan terhambatnya
proses pembangunan didaerah asal.
3.2 Imigrasi Intergional
(transmigrasi)
Di
Indonesia dilaksanakan oleh mereka yang berumur produktif dan
kreatifitas tinggi. Hal tersebut memungkinkan tingginya angka pertumbuhan
penduduk serta tingkat laju pembangungan diluar jawa. Di jakarta misalnya
sebagai akibat adanya migrasi ini pertumbuhannya menjadi sangat pesat.
3.3 Migrasi antar Negara
Rata-rata
migrasi jenis ini dipengaruhi oleh tingkat pendidikan dan ekonomi seorang
imigran.
Komposisi
penduduk menurut umur dan jenis kelamin mempunyai peran yang sagat penting
hanya dapat mengetahui :
-
Pertumbuhan penduduk disuatu daerah termasuk cepat lambat
-
Rasio ketergantungan
-
Jumlah wanita dalam usia subur
-
Jumlah tenaga kerja yang tersedia
-
Berdasarka tempat tinggal
-
Bentuk paramida penduduk
Untuk
mengetahui pertumbuhan penduduk suatu daerah cepat atau lambat dapat dilihat
dari bentuk piramida penduduk.
Karena dengan melihat bentuk paramida penduduk akan diketahui mengenai
perbandingan jumlah penduduk anak-anak, dewasa dan orang tua pada wilayah
yang bersangkutan. Keadaan struktur atau komposisi penduduk yang berbeda-beda
akan menunjukan bentuk piramida berbeda-beda pula.
Ada tiga jenis struktur penduduk
1. Piramida Penduduk Muda
Piramida
ini menggambarkan komposisi penduduk dalam pertumbuhan dan sedang berkembang.
Jumlah angka kelahiran lebih besar daripada jumlah kematian. Bentuk ini
umumnya kita jumpai pada negara-negara sedang berkembang seperti Indonesia
dan Malaysia.
2. Piramida Stationer
Bentuk
piramida ini menggambarkan keadaan penduduk yang tetap (statis) sebab tingkat
kematian rendah dan tingkat kelahiran tidak begitu tinggi. Piramida penduduk
yang berbentuk sistem ini terdapat pada negara-negara maju seperti Swedia dan
Belada.
3. Piramida Penduduk Tua
Bentuk
ini menggambarkan adanya penurunan tingkat kelahiran yang sangat pesat dan
tingkat kematian kecil sekali. Apabila angka kelahiran jenis kelamin pria
besar, maka suatu negara bisa kekurangan penduduk. Negara yang piramidanya
seperti ini adalah Jerman dan Inggris.
Jadi, untuk mengendalikan jumlah
penduduk di indonesia ini perlu diakukan dengan prigram-program terpadu.
digalangkan kembali mengenai program Keluarga Berencana (KB) dengan slogannya
“Dua Anak Cukup” atau dengan beraneka macam sosialisasi yang lain. Karena
bila pertumbuhan penduduk ini tidak terkendali maka akan terjadi lonjakan
penduduk yang akan mengakibatkan timbulnya masalah-masalah baru diantaranya
yaitu masalah kemiskinan, pengangguran serta tingkat kriminalatis dan yang
paling utama adalah kepadatan penduduk membuat kondisi perkotaan menjadi
carut marut. Baik di program perumahannya adau program transportasinya.
Kemiskinan
Definisi kemiskinan menurut;
Pertama adalah kemiskinan kultural, yaitu kemiskinan yang disebabkan oleh adanya faktor-faktor adat atau budaya suatu daerah tertentu yang membelenggu seseorang atau sekelompok masyarakat tertentu sehingga membuatnya tetap melekat dengan kemiskinan. Kemiskinan seperti ini bisa dihilangkan atau sedikitnya bisa dikurangi dengan mengabaikan faktor-faktor yang menghalanginya untuk melakukan perubahan ke arah tingkat kehidupan yang lebih baik. Kedua adalah kemiskinan struktural, yaitu kemiskinan yang terjadi sebagai akibat ketidakberdayaan seseorang atau sekelompok masyarakat tertentu terhadap sistem atau tatanan sosial yang tidak adil, karenanya mereka berada pada posisi tawar yang sangat lemah dan tidak memiliki akses untuk mengembangkan dan membebaskan diri mereka sendiri dari perangkap kemiskinan atau dengan perkataan lain ”seseorang atau sekelompok masyarakat menjadi miskin karena mereka miskin”. |
Pengangguran
Pengangguran adalah orang yang tidak
mempunyai pekerjaan, sedang mencari pekerjaan, atau sedang mempersiapkan suatu
usaha baru.
1. Tingkat Pengangguran
Tingkat pengangguran adalah
perbandingan antara jumlah penganggur dan jumlah angkatan kerja dalam kurun
waktu tertentu yang dinyatakan dalam bentuk presentase.
2. Jenis pengangguran dan penyebabnya
a) Jenis pengangguran menurut faktor
penyebab terjadinya
ü Pengangguran konjungtur/siklis
(cyclical unemployment), yaitu pengangguran yang menganggur
akibat imbas naik turun siklus ekonomi sehingga permintaan tenaga kerja lebih
rendah daripada penawaran kerja.
ü Pengangguran structural, yaitu keadaan
di mana penganggur yang mencari lapangan pekerjaan tidak mampu memenuhi
persyaratan yang ditentukan pembuka lapangan kerja. Semakin maju suatu
perekonomian suatu daerah akan meningkatkan kebutuhan akan sumber daya manusia
yang memiliki kualitas yang lebih baik dari sebelumnya.
ü Pengangguran friksional, yaitu pengangguran
yang sifatnya sementara yang disebabkan adanya kendala waktu, informasi dan
kondisi geografis antara pelamar kerja dengan pembuka lamaran pekerjaan.
ü Pengangguran musiman, yaitu keadaan
menganggur karena adanya fluktuasi kegiaan ekonomi jangka pendek yang
menyebabkan seseorang harus nganggur. Contohnya seperti petani yang menanti
musim tanam, tukan jualan duren yang menanti musim durian.
Tambahan
:
Pengangguran juga dapat dibedakan atas pengangguran sukarela (voluntary unemployment) dan dukalara (involuntary unemployment). Pengangguran suka rela adalah pengangguran yang menganggur untuk sementara waktu karna ingin mencari pekerjaan lain yang lebih baik. Sedangkan pengangguran duka lara adalah pengengguran yang menganggur karena sudah berusaha mencari pekerjaan namun belum berhasil mendapatkan kerja
Pengangguran juga dapat dibedakan atas pengangguran sukarela (voluntary unemployment) dan dukalara (involuntary unemployment). Pengangguran suka rela adalah pengangguran yang menganggur untuk sementara waktu karna ingin mencari pekerjaan lain yang lebih baik. Sedangkan pengangguran duka lara adalah pengengguran yang menganggur karena sudah berusaha mencari pekerjaan namun belum berhasil mendapatkan kerja
b)
Jenis Pengangguran berdasarkan jam
kerja
ü Pengangguran terbuka (open
unemployment), yaitu tenaga kerja yang sungguh-sungguh tidak
mempunyai pekerjaan. Pengganguran jenis ini cukup banyak karena memang belum
mendapat pekerjaan padahal telah berusaha secara maksimal.
ü Setengah menganggur (underemployment),
yaitu tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena
tidak ada lapangan pekerjaan, biasanya tenaga kerja setengah menganggur ini
merupakan tenaga kerja yang bekerja kurang dari 35 jam selama seminggu.
ü Pengangguran terselubung (disguised
unemployment), yaitu pengangguran
yang terjadi karena tenaga kerja tidak bekerja secara optimal.kondisi ini
disebabkan adanya ketidaksesuaian antara pekerjaan dengan bakat dan
kemampuannya.
Usaha Peningkatan Mutu Tenaga Kerja
Permasalahan pengangguran tidak akan
mungkin bisa diatasi oleh pemerintgah sendiri. Pemerintah memerlukan dukungan
dari piha lain seperti pihak swasta (perusahaan) dan individu yang bersangutan.
Masing-masing pihak perlu mengambil langkah konkret untuk memecahkan masalah
pengangguran. Salah satu langkah awalnya adalah meningkatkan mutu tenaga kerja.
Tidak bisa dipungkiri bahwa
kecenderungan dunia usaha saat ini adalah menerima tenaga kerja yang siap
pakai. Ini berarti sebelum memasuki dunia kerja, seorang tenaga kerja harus
sudah memiliki sejumlah “nilai lebih” berupa tingkat pendidikan dan
keterampilan tertentu. Sementara itu masih banyak tenaga kerja di pasaran yang
berpendidikan rendah. Ini berarti tenaga kerja tersebut belum siap pakai. Untuk
itu, perlu ada usaha meningkatkan mutu tenaga kerja dari pihak
pemerintah,swasta (perusahaan), dan individu.
- Pemerintah
Upaya
pemerintah untuk meningkatkan mutu tenaga kerja anatar laindengan mendirikan
berbagai pusat latihan kerja. Upaya ini bertujuan untuk melatih orang menjadi
manusia terampil,berinisiatif, dan kreatif. Usaha ini disertai pula dengan
usaha peningkatan mutu sekolah kejuruan, penciptaan kondisi yang kondusif bagi
penanaman modal, transmigrasi, dan keluarga berencana.
- Pihak Swasta (Perusahaan)
Langkah yang
dapat diambil oleh pihak swasta untuk ikut serta dalam upaya meningkatkan mutu
tenaga kerja adalah bekerja sama dengansekolah atau kampus adalah menyediakan
kesempatan bagi para siswa dan mahasiswa untuk kerja praktik atau magang di
perusahaan yang bersangkutan. Program magang ini akan memberi pemahaman secara
lebih baik kepada calon tenaga kerja mengenai dunia kerja yang sesungguhnya.
Dengan
demikian, para calon tenaga kerja tersebut dapat mempersiapkan dirinya dengan
berbagai kemampuan dan keterampilan yang memang dibutuhkan oleh dunia usaha.
- Individu
Beberapa
langkah yang harus diambil oleh setiap individu dalam meningkatkan mutu dirinya
adalah sebagai berikut.
- Membekali diri dengan berbagai hal yang dikehendaki oleh perusahaan.
Dalam mencari
kerja, seseorang harus membekali diri dengan berbagai keterampilan dan
pengetahuan yang disyaratkan oleh perusahaan secara umum, seperti keterampilan
komputer, bahasa inggris, dan keahlian khusus sesuai peerjaan yang ditawarkan.
- Menanamkan jiwa wirausaha
Bekerja bukan
hanya berarti bergabung dengan suatu instansi atau perusahaan. Bila belum atau
tidak bekerja pada instansi atau perusahaan, seseorang bisa bekerja secara
mandiri dengan berwirausaha, seperti berternak ayam, budidaya anggrek,atau
berdagang.
Setiap individu harus bisa
mengembangkan kemampuan atau bakatnya untuk mengenali peluang, seperti membuat
produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan
produk baru,memasarkan, dan mengatur permodalan operasinya.
Sumber : Alam S.2006.Ekonomi
untuk SMA dan MA. Penerbit Erlangga.
Hubungan
Jumlah Penduduk,Tenaga Kerja,Dan
Kesempatan
Kerja
Jumlah
penduduk adalah
banyaknya orang yang mendiami suatu wilayah negara. Penduduk suatu negara dapat
dibagi dalam dua kelompok, yakni kelompok
penduduk usia kerja (tenaga kerja) dan kelompok penduduk bukan usia
kerja.
a)
penduduk usia kerja (tenaga kerja) adalah penduduk yang berumur 15
tahun keatas untuk negara – negara berkembang seperti Indonesia. Sedangkan
dinegara maju, penduduk usia kerja (tenaga kerja) adalah penduduk yang berumur
antara 15 hingga 64 tahun. Pada zaman Belanda, yang disebut penduduk usia kerja
adalah mereka yang berumur 10 hingga 65 tahun.namun,dewasa ini usia kerja
tersebut telah diubah menjadi mereka yang berumur 15 tahun keatas sejak
diberlakukannya wajib belajar 9 tahun pada tahun 1995.
b)
Penduduk bukan usia kerja adalah penduduk yang berumur 0 hingga 14 tahun,untuk negara
berkembang seperti Indonesia. Sedangkan untuk negara maju, penduduk bukan usia
kerja adalah mereka yang berumur 0 hingga 14 tahun dan mereka yang berumur 64
tahun keatas.
Tenaga kerja dapat pula kita bagi dalam dua
kelompok,yakni kelompok angkatan kerja
dan kelompok bukan angkatan kerja.
a)
Angkatan kerja adalah penduduk dalam usia kerja(15 tahun keatas), baik yang
bekerja maupun yang tidak bekerja.kelompok ini biasa disebut sebagai kelompok
usia produktif. Namun, tidak semua angkatan kerja dalam suatu negara mendapat
kesempatan bekerja.mereka inilah yang disebut penganggur.
b)
Penganggur adalah
penduduk yang tidak bekerja, sedang mencari pekerjaan, atau sedang
mempersiapkan suatu usaha baru.
c)
Kesempatan kerja
adalah tersedianya lapangan kerja bagi angkatan kerja yang membutuhkan
pekerjaan.
Hubungan Pertumbuhan Penduduk Dengan Lapangan Kerja Dan
Kemiskinan
Berdasarkan
penjelasan seperti diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa untuk mengendalikan
jumlah penduduk di indonesia ini perlu dilakukan dengan program-program
terpadu. Digalangkan kembali mengenai program Keluarga Berencana (KB) dengan
slogannya “Dua Anak Cukup” atau dengan beraneka macam sosialisasi yang lain.
Karena bila pertumbuhan penduduk ini tidak terkendali maka akan terjadi
lonjakan penduduk yang akan mengakibatkan timbulnya masalah-masalah baru
diantaranya yaitu masalah kemiskinan, pengangguran serta tingkat kriminalatis
dan yang paling utama adalah kepadatan penduduk membuat kondisi perkotaan
menjadi carut marut.
Dimana
pertumbuhan penduduk yang berlebihan akan menimbulkan dampak, antara lain :
·
Kerusakan lingkungan
·
Kemiskinan
·
Kriminalitas
·
Krisis pangan
·
Krisis kesehatan
Dengan
begitu, semakin bertambahnya jumlah penduduk suatu Negara, jika tidak
disediakan lapangan kerja yang memadai maka akan sangat berpengaruh kepada
perekonomian Negara itu sendiri. Akan ada banyak sekali masalah yang di
timbulkan seperti perampokan, pencurian, pengangguran yang akhirnya akan
berujung pada kemiskinan.
Sumber
: