Minggu, 23 Desember 2012

tugas individu pengantar bisnis


Hubungan antara pertumbuhan penduduk dengan lapangan pekerjaan dan kemiskinan

Pertumbuhan Penduduk

Definisi 
Pertumbuhan penduduk adalah perubahan populasi sewaktu-waktu, dan dapat dihitung sebagai perubahan dalam jumlah individu dalam sebuah populasi menggunakan “per waktu unit” untuk pengukuran. Sebutan pertumbuhan penduduk merujuk pada semua spesies, tapi selalu mengarah pada manusia, dan sering digunakan secara informal untuk sebutan demografi nilai pertumbuhan penduduk, dan digunakan untuk merujuk pada pertumbuhan penduduk dunia. (menurut Wikipedia)
Pertumbuhan penduduk merupakan salah satu faktor yang penting dalam masalah sosial ekonomi umumnya dan masalah penduduk pada khususnya. Karena di samping berpengaruh terhadap jumlah dan komposisi penduduk juga akan berpengaruh terhadap kondisi sosial ekonomi suatu daerah atau negara maupun dunia. (menurut MKDU ISD)
Pertumbuhan penduduk adalah perubahan jumlah penduduk baik pertambahan maupun penurunannya. (menurut modul online)
Angka pertumbuhan penduduk adalah tingkat pertambahan penduduk suatu wilayah atau negara dalam suatu jangka waktu tertentu, dinyatakan dalam persentase.
Nilai pertumbuhan penduduk (NPP) adalah nilai kecil dimana jumlah individu dalam sebuah populasi meningkat.





Faktor Faktor Penambahan Penduduk

1. Kematian (Mortalitas)
Banyak sekali penyebab dari faktor kematian ini, biasanya dipengaruhi oleh usia, lingkungan sekitar / tempat tinggal dimana ada atau tidaknya sarana dan prasarana pendukung kehidupan misalkan makanan, kebersihan serta kesehatan. Selain faktor tersebut juga dapat dipengaruhi oleh kejadian luar biasa seperti bencana alam dan kejadian yang tidak terduga lainnya. Biasanya faktor ini hanya berprosentase rendah.
a.) Faktor pendukung kematian (pro mortalitas)
Faktor ini mengakibatkan jumlah kematian semakin besar. Yang termasuk faktor ini adalah:
- Sarana kesehatan yang kurang memadai.
- Rendahnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan
- Terjadinya berbagai bencana alam
- Terjadinya peperangan
- Terjadinya kecelakaan lalu lintas dan industri
- Tindakan bunuh diri dan pembunuhan.
b.) Faktor penghambat kematian (anti mortalitas)
Faktor ini dapat mengakibatkan tingkat kematian rendah. Yang termasuk faktor ini adalah:
- Lingkungan hidup sehat.
- Fasilitas kesehatan tersedia dengan lengkap.
- Ajaran agama melarang bunuh diri dan membunuh orang lain.
- Tingkat kesehatan masyarakat tinggi.
- Semakin tinggi tingkat pendidikan penduduk.

Ada beberapa jenis perhitungan angka kelahiran yaitu:

Angka Kematian Kasar ( Crude Death Rate/CDR )
Angka kematian kasar adalah yaitu angka yang menunjukkan jumlah kematian tiap 1000 penduduk tiap tahun tanpa membedakan usia dan jenis kelamin tertentu. Ini dapat dituliskan dalam rumus :
Angka Kematian Khusus Menurut Umur Tertentu (Age Specific Death Rate = ASDR)
Angka kematian khusus menurut umur tertentu dapat digunakan untuk mengetahui kelompok-kelompok usia manakah yang paling banyak terdapat kematian. Umumnya pada kelompok usia tua atau usia lanjut angka ini tinggi, sedangkan pada kelompok usia muda jauh lebih rendah.
Rumusnya:
Angka Kematian Bayi (Infant Mortality Rate = IMR)
Angka kematian bayi adalah angka yang menunjukkan jumlah kematian bayi tiap seribu bayi yang lahir.
Bayi adalah kelompok orang yang berusia 0-1 tahun.
Rumusnya:
Besarnya angka kematian bayi dapat dijadikan petunjuk atau indikator tingkat kesehatan dan kesejahteraan penduduk.
Pada umumnya bila masyarakat memiliki tingkat kesehatan yang rendah maka tingkat kematian bayi tinggi.
Selain perhitungan di atas sering dihitung pula angka kematian ibu waktu melahirkan dan angka kematian bayi baru lahir.
Untuk angka kematian bayi ukurannya sebagai berikut:
- Rendah, jika IMR antara 15-35.
- Sedang, jika IMR antara 36-75.
- Tinggi, jika IMR antara 76-125.

2. Kelahiran (Fertilitas)
Faktor kelahiran ini dapat dikatakan sebagai faktor penyebab utama pertumbuhan penduduk didunia karena rata-rata pertumbuhan penduduk adalah tingginya angka kelahiran dibandingkan angka kematian.
Faktor-faktor penunjang kelahiran (pro natalitas) antara lain:
• Kawin pada usia muda, karena ada anggapan bila terlambat kawin keluarga akan malu.
• Anak dianggap sebagai sumber tenaga keluarga untuk membantu orang tua.
• Anggapan bahwa banyak anak banyak rejeki.
• Anak menjadi kebanggaan bagi orang tua.
• Anggapan bahwa penerus keturunan adalah anak laki-laki, sehingga bila belum ada anak laki-laki, orang akan ingin mempunyai anak lagi.

Faktor pro natalitas mengakibatkan pertambahan jumlah penduduk menjadi besar.
Faktor-faktor penghambat kelahiran (anti natalitas), antara lain:
• Adanya program keluarga berencana yang mengupayakan pembatasan jumlah anak.
• Adanya ketentuan batas usia menikah, untuk wanita minimal berusia 16 tahun dan bagi laki-laki minimal berusia 19 tahun.
• Anggapan anak menjadi beban keluarga dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
• Adanya pembatasan tunjangan anak untuk pegawai negeri yaitu tunjangan anak diberikan hanya sampai anak ke – 2.
• Penundaaan kawin sampai selesai pendidikan akan memperoleh pekerjaan.

Faktor  penunjang tingginya angka natalitas dalam suatu negara antara lain :
1.Kepercayaan dan agama

Faktor kepercayaan mempengaruhi orang dalam penerimaan KB. Ada agama atau kepercayaan tertentu yang tidak membolehkan penganutnya mengikuti KB. Dengan sedikitnya peserta KB berarti kelahiran lebih banyak dibanding bila peserta KB banyak
2.Tingkat pendidikan
Semakin tinggi orang sekolah berarti terjadi penundaan pernikahan yang berarti pula penundaan kelahiran. Selain itu pendidikan mengakibatkan orang merencanakan jumlah anak secara rasional.
3.Kondisi perekonomian
Penduduk yang perekonomiannya baik tidak memikirkan perencanaan jumlah anak karena merasa mampu mencukupi kebutuhannya. Jika suatu negara berlaku seperti itu maka penduduknya menjadi banyak.
4.Kebijakan pemerintah
Kebijakan pemerintah mempengaruhi apakah ada pembatasan kelahiran atau penambahan jumlah kelahiran. Selain itu kondisi pemerintah yang tidak stabil misalnya kondisi perang akan mengurangi angka kelahiran
5.Adat istiadat di masyarakat
Kebiasaan dan cara pandang masyarakat mempengaruhi jumlah penduduk. Misalnya nilai anak, ada yang menginginkan anak sebanyak-banyaknya, ada yang menilai anak laki-laki lebih tinggi dibanding perempuan atau sebaliknya, sehingga mengejar untuk mendapatkan anak laki-laki atau sebaliknya.
6.Kematian dan kesehatan
Kematian dan kesehatan berkaitan dengan jumlah kelahiran bayi. Kesehatan yang baik memungkinkan bayi lebih banyak yang hidup dan kematian bayi yang rendah akan menambah pula jumlah kelahiran.
7.Struktur Penduduk
Penduduk yang sebagian besar terdiri dari usia subur, jumlah kelahiran lebih tinggi dibandingkan yang mayoritas usia non produktif (misalnya lebih banyak anak-anak dan orang-orang tua usia).
Untuk menentukan jumlah kelahiran dalam satu wilayah digunakan angka kelahiran (Fertilitas). Angka kelahiran yaitu angka yang menunjukkan rata-rata jumlah bayi yang lahir setiap 1000 penduduk dalam waktu satu tahun.
Pengukuran Fertilitas tidak sesederhana dalam pengukuran mortalitas, hal ini disebabkan adanya alasan sebagai berikut :
1
. Sulit memperoleh angka statistik lahir hidup karena banyak bayi – bayi yang meninggal beberapa saat setelah kelahiran, tidak dicatatkan dalam peristiwa kelahiran atau kematian dan sering dicatatkan sebagai lahir mati.
2. Wanita mempunyai kemungkinan melahiran dari seorang anak ( tetapi meninggal hanya sekali )
3. Makin tua umur wanita tidaklah berarti, bahwa kemungkinan mempunyai anak makin menurun.
4. Di dalam pengukuran fertilitas akan melibatkan satu orang saja. Tidak semua wanita mempunyai kemungkinan untuk melakukan.
mempunyai anak.



3. Migrasi
Migrasi adalah peristiwa berpindahnya suatu organisme dari suatu tempat ke tempat lainnya. Dalam banyak kasus, organisme bermigrasi untuk mencari sumber-cadangan-makanan yang baru untuk menghindari kelangkaan makanan yang mungkin terjadi karena datangnya musim dingin atau karena kepadatan penduduk.  Selain migrasi ada istilah lain tentang dinamika penduduk yaitu mobilitas. Migrasi ini merupakan akibat dari keadaan lingkungan sekitar yang kurang menguntungkan bagi dirinya. Sebagai akibat dari kedadaan alam yang kurang menguntungkan menimbulkan terbatasnya sumberdaya yang mendukung penduduk didaerah tersebut.
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya perpindahan atau imigrasi, yaitu :
- Persediaan sumber alam
- Lingkungan sosial budaya
- Potensi ekonomi
- Alat masa depan
Secara garis besar kemampakan imigrasi di indonesia dibagi menjadi tiga, yaitu:
3.1 Urbanisasi (Perpindahan dari desa ke kota)
Para urbanit kebanyakan terdiri dari golongan umur muda yang sangat produktif serta inisiatif. Tingginya golongan muda yang melakukan perpindahan ke kota sangat mempengaruhi kondisi daerah asal yang akan mengakibatkan terhambatnya proses pembangunan didaerah asal.
3.2 Imigrasi Intergional (transmigrasi)
Di Indonesia  dilaksanakan oleh mereka yang berumur produktif dan kreatifitas tinggi. Hal tersebut memungkinkan tingginya angka pertumbuhan penduduk serta tingkat laju pembangungan diluar jawa. Di jakarta misalnya sebagai akibat adanya migrasi ini pertumbuhannya menjadi sangat pesat.
3.3 Migrasi antar Negara
Rata-rata migrasi jenis ini dipengaruhi oleh tingkat pendidikan dan ekonomi seorang imigran.
Komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin mempunyai peran yang sagat penting hanya dapat mengetahui :
- Pertumbuhan penduduk disuatu daerah termasuk cepat lambat
- Rasio ketergantungan
- Jumlah wanita dalam usia subur
- Jumlah tenaga kerja yang tersedia
- Berdasarka tempat tinggal
- Bentuk paramida penduduk
Untuk mengetahui pertumbuhan penduduk suatu daerah cepat atau lambat dapat dilihat dari bentuk piramida penduduk. Karena dengan melihat bentuk paramida penduduk akan diketahui mengenai perbandingan jumlah penduduk anak-anak, dewasa dan orang tua pada wilayah yang bersangkutan. Keadaan struktur atau komposisi penduduk yang berbeda-beda akan menunjukan bentuk piramida berbeda-beda pula.
Ada tiga jenis struktur penduduk
1. Piramida Penduduk Muda
Piramida ini menggambarkan komposisi penduduk dalam pertumbuhan dan sedang berkembang. Jumlah angka kelahiran lebih besar daripada jumlah kematian. Bentuk ini umumnya kita jumpai pada negara-negara sedang berkembang seperti Indonesia dan Malaysia.
2. Piramida Stationer
Bentuk piramida ini menggambarkan keadaan penduduk yang tetap (statis) sebab tingkat kematian rendah dan tingkat kelahiran tidak begitu tinggi. Piramida penduduk yang berbentuk sistem ini terdapat pada negara-negara maju seperti Swedia dan Belada.
3. Piramida Penduduk Tua
Bentuk ini menggambarkan adanya penurunan tingkat kelahiran yang sangat pesat dan tingkat kematian kecil sekali. Apabila angka kelahiran jenis kelamin pria besar, maka suatu negara bisa kekurangan penduduk. Negara yang piramidanya seperti ini adalah Jerman dan Inggris.
Jadi, untuk mengendalikan jumlah penduduk di indonesia ini perlu diakukan dengan prigram-program terpadu. digalangkan kembali mengenai program Keluarga Berencana (KB) dengan slogannya “Dua Anak Cukup” atau dengan beraneka macam sosialisasi yang lain. Karena bila pertumbuhan penduduk ini tidak terkendali maka akan terjadi lonjakan penduduk yang akan mengakibatkan timbulnya masalah-masalah baru diantaranya yaitu masalah kemiskinan, pengangguran serta tingkat kriminalatis dan yang paling utama adalah kepadatan penduduk membuat kondisi perkotaan menjadi carut marut. Baik di program perumahannya adau program transportasinya.
Kemiskinan
Definisi kemiskinan menurut;
  1. Ginandjar (1993), kemiskinan ditandai oleh pengangguran dan keterbelakangan yang kemudian meningkat menjadi ketimpangan. Masyarakat miskin umumnya lemah dalam kemampuan berusaha dan terbatas aksesnya kepada kegiatan ekonomi sehingga makin tertinggal jauh dari masyarakat lain yang memiliki potensi lebih tinggi. Keadaan kemiskinan umumnya diukur dengan tingkat pendapatan dan pada dasarnya dapat dibedakan dalam kemiskinan absolute dan kemiskinan relatif.
  2. Karlsson (1978), dimensi-dimensi dari kemiskinan absolute adalah makanan, air, perumahan, kesehatan dan pemeliharaannya, pendidikan dan kesempatan kerja, sementara penyebab dari berlanjutnya kemiskinan absolute adalah tidak mencakupinya barang-barang dan jasa yang tersedia atau tidak memadainya pertumbuhan pertumbuhan ekonomi, besarnya jumlah penduduk atau peledakan populasi dan tidak meratanya distribusi sumber-sumber yang ada.
  3. Jhon Friedmann (1979), kemiskinan adalah ketidaksamaan kesempatan untuk mengakumulasikan basis kekuasaan social.
  4. Sar A. Levitan (1980), sabagai kekurangan barang-barang dan jasa-jasa yang dibutuhkan untuk mencapai suatu standar hidup yang layak. Karena standar hidup itu berbeda-beda, maka menurut Levitan, tidak ada definisi yang diterima secara universal.
  5. Bradley R. Schiller (1979), kemiskinan merupakan ketidaksanggupan untuk mendapatkan barang-barang dan jasa-jasa yang memadai guna memenuhi kebutuhan-kebutuhan social yang terbatas.
  6. Lewis (1969), kemiskinan adalah ketidaksanggupan untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan dan keperluan-keperluan material seseorang.
  7. Amarta Sen (1989), lebih bersifat absolute karena berkaitan dengan batasan minimum, dan didefinisikan sebagai “The failure to have certain minimum capabilities”.
  8. Emil Salim (1980), kimiskinan biasanya dilukiskan sabagai kurangnya pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup.
  9. Bank Dunia (1989), perdebatan akan selalu muncul ketika orang menentukan garis kemiskinan absolute karena batas antara miskin atau tidak, serta cara untuk menghitung dan membandingkan “income” dengan standar kehidupan .
Kemiskinan menurut penyebabnya terbagi menjadi 2 macam :
 Pertama adalah kemiskinan kultural, yaitu kemiskinan yang disebabkan oleh adanya faktor-faktor adat atau budaya suatu daerah tertentu yang membelenggu seseorang atau sekelompok masyarakat tertentu sehingga membuatnya tetap melekat dengan kemiskinan. Kemiskinan seperti ini bisa dihilangkan atau sedikitnya bisa dikurangi dengan mengabaikan faktor-faktor yang menghalanginya untuk melakukan perubahan ke arah tingkat kehidupan yang lebih baik.
Kedua adalah kemiskinan struktural, yaitu kemiskinan yang terjadi sebagai akibat ketidakberdayaan seseorang atau sekelompok masyarakat tertentu terhadap sistem atau tatanan sosial yang tidak adil, karenanya mereka berada pada posisi tawar yang sangat lemah dan tidak memiliki akses untuk mengembangkan dan membebaskan diri mereka sendiri dari perangkap kemiskinan atau dengan perkataan lain ”seseorang atau sekelompok masyarakat menjadi miskin karena mereka miskin”.
Pengangguran
Pengangguran adalah orang yang tidak mempunyai pekerjaan, sedang mencari pekerjaan, atau sedang mempersiapkan suatu usaha baru.
1.    Tingkat Pengangguran
Tingkat pengangguran adalah perbandingan antara jumlah penganggur dan jumlah angkatan kerja dalam kurun waktu tertentu yang dinyatakan dalam bentuk presentase.
2.    Jenis pengangguran dan penyebabnya

a)    Jenis pengangguran menurut faktor penyebab terjadinya
ü  Pengangguran konjungtur/siklis (cyclical unemployment), yaitu pengangguran yang menganggur akibat imbas naik turun siklus ekonomi sehingga permintaan tenaga kerja lebih rendah daripada penawaran kerja.
ü  Pengangguran structural, yaitu keadaan di mana penganggur yang mencari lapangan pekerjaan tidak mampu memenuhi persyaratan yang ditentukan pembuka lapangan kerja. Semakin maju suatu perekonomian suatu daerah akan meningkatkan kebutuhan akan sumber daya manusia yang memiliki kualitas yang lebih baik dari sebelumnya.
ü  Pengangguran friksional, yaitu pengangguran yang sifatnya sementara yang disebabkan adanya kendala waktu, informasi dan kondisi geografis antara pelamar kerja dengan pembuka lamaran pekerjaan.
ü  Pengangguran musiman, yaitu keadaan menganggur karena adanya fluktuasi kegiaan ekonomi jangka pendek yang menyebabkan seseorang harus nganggur. Contohnya seperti petani yang menanti musim tanam, tukan jualan duren yang menanti musim durian.
Tambahan :
Pengangguran juga dapat dibedakan atas pengangguran sukarela (voluntary unemployment) dan dukalara (involuntary unemployment). Pengangguran suka rela adalah pengangguran yang menganggur untuk sementara waktu karna ingin mencari pekerjaan lain yang lebih baik. Sedangkan pengangguran duka lara adalah pengengguran yang menganggur karena sudah berusaha mencari pekerjaan namun belum berhasil mendapatkan kerja

b)   Jenis Pengangguran berdasarkan jam kerja
ü  Pengangguran terbuka (open unemployment), yaitu tenaga kerja yang sungguh-sungguh tidak mempunyai pekerjaan. Pengganguran jenis ini cukup banyak karena memang belum mendapat pekerjaan padahal telah berusaha secara maksimal.
ü  Setengah menganggur (underemployment), yaitu tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena tidak ada lapangan pekerjaan, biasanya tenaga kerja setengah menganggur ini merupakan tenaga kerja yang bekerja kurang dari 35 jam selama seminggu.
ü  Pengangguran terselubung (disguised unemployment), yaitu pengangguran yang terjadi karena tenaga kerja tidak bekerja secara optimal.kondisi ini disebabkan adanya ketidaksesuaian antara pekerjaan dengan bakat dan kemampuannya.
           
Usaha Peningkatan Mutu Tenaga Kerja

Permasalahan pengangguran tidak akan mungkin bisa diatasi oleh pemerintgah sendiri. Pemerintah memerlukan dukungan dari piha lain seperti pihak swasta (perusahaan) dan individu yang bersangutan. Masing-masing pihak perlu mengambil langkah konkret untuk memecahkan masalah pengangguran. Salah satu langkah awalnya adalah meningkatkan mutu tenaga kerja.

Tidak bisa dipungkiri bahwa kecenderungan dunia usaha saat ini adalah menerima tenaga kerja yang siap pakai. Ini berarti sebelum memasuki dunia kerja, seorang tenaga kerja harus sudah memiliki sejumlah “nilai lebih” berupa tingkat pendidikan dan keterampilan tertentu. Sementara itu masih banyak tenaga kerja di pasaran yang berpendidikan rendah. Ini berarti tenaga kerja tersebut belum siap pakai. Untuk itu, perlu ada usaha meningkatkan mutu tenaga kerja dari pihak pemerintah,swasta (perusahaan), dan individu.

  1. Pemerintah
Upaya pemerintah untuk meningkatkan mutu tenaga kerja anatar laindengan mendirikan berbagai pusat latihan kerja. Upaya ini bertujuan untuk melatih orang menjadi manusia terampil,berinisiatif, dan kreatif. Usaha ini disertai pula dengan usaha peningkatan mutu sekolah kejuruan, penciptaan kondisi yang kondusif bagi penanaman modal, transmigrasi, dan keluarga berencana.
  1. Pihak Swasta (Perusahaan)
Langkah yang dapat diambil oleh pihak swasta untuk ikut serta dalam upaya meningkatkan mutu tenaga kerja adalah bekerja sama dengansekolah atau kampus adalah menyediakan kesempatan bagi para siswa dan mahasiswa untuk kerja praktik atau magang di perusahaan yang bersangkutan. Program magang ini akan memberi pemahaman secara lebih baik kepada calon tenaga kerja mengenai dunia kerja yang sesungguhnya.
Dengan demikian, para calon tenaga kerja tersebut dapat mempersiapkan dirinya dengan berbagai kemampuan dan keterampilan yang memang dibutuhkan oleh dunia usaha.
  1. Individu
Beberapa langkah yang harus diambil oleh setiap individu dalam meningkatkan mutu dirinya adalah sebagai berikut.
  • Membekali diri dengan berbagai hal yang dikehendaki oleh perusahaan.
Dalam mencari kerja, seseorang harus membekali diri dengan berbagai keterampilan dan pengetahuan yang disyaratkan oleh perusahaan secara umum, seperti keterampilan komputer, bahasa inggris, dan keahlian khusus sesuai peerjaan yang ditawarkan.
  • Menanamkan jiwa wirausaha
Bekerja bukan hanya berarti bergabung dengan suatu instansi atau perusahaan. Bila belum atau tidak bekerja pada instansi atau perusahaan, seseorang bisa bekerja secara mandiri dengan berwirausaha, seperti berternak ayam, budidaya anggrek,atau berdagang.

Setiap individu harus bisa mengembangkan kemampuan atau bakatnya untuk mengenali peluang, seperti membuat produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru,memasarkan, dan mengatur permodalan operasinya.

Sumber : Alam S.2006.Ekonomi untuk SMA dan MA. Penerbit Erlangga.

Hubungan Jumlah Penduduk,Tenaga Kerja,Dan
Kesempatan Kerja
Jumlah penduduk adalah banyaknya orang yang mendiami suatu wilayah negara. Penduduk suatu negara dapat dibagi dalam dua kelompok, yakni kelompok penduduk usia kerja (tenaga kerja) dan kelompok  penduduk bukan usia kerja.
a)    penduduk usia kerja (tenaga kerja) adalah penduduk yang berumur 15 tahun keatas untuk negara – negara berkembang seperti Indonesia. Sedangkan dinegara maju, penduduk usia kerja (tenaga kerja) adalah penduduk yang berumur antara 15 hingga 64 tahun. Pada zaman Belanda, yang disebut penduduk usia kerja adalah mereka yang berumur 10 hingga 65 tahun.namun,dewasa ini usia kerja tersebut telah diubah menjadi mereka yang berumur 15 tahun keatas sejak diberlakukannya wajib belajar 9 tahun pada tahun 1995.
b)   Penduduk bukan usia kerja adalah penduduk yang berumur 0 hingga 14 tahun,untuk negara berkembang seperti Indonesia. Sedangkan untuk negara maju, penduduk bukan usia kerja adalah mereka yang berumur 0 hingga 14 tahun dan mereka yang berumur 64 tahun keatas.
Tenaga kerja dapat pula kita bagi dalam dua kelompok,yakni kelompok angkatan kerja dan kelompok bukan angkatan kerja.
a)    Angkatan kerja adalah penduduk dalam usia kerja(15 tahun keatas), baik yang bekerja maupun yang tidak bekerja.kelompok ini biasa disebut sebagai kelompok usia produktif. Namun, tidak semua angkatan kerja dalam suatu negara mendapat kesempatan bekerja.mereka inilah yang disebut penganggur.
b)   Penganggur adalah penduduk yang tidak bekerja, sedang mencari pekerjaan, atau sedang mempersiapkan suatu usaha baru.
c)    Kesempatan kerja adalah tersedianya lapangan kerja bagi angkatan kerja yang membutuhkan pekerjaan.


Hubungan Pertumbuhan Penduduk Dengan Lapangan Kerja Dan Kemiskinan
Berdasarkan penjelasan seperti diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa untuk mengendalikan jumlah penduduk di indonesia ini perlu dilakukan dengan program-program terpadu. Digalangkan kembali mengenai program Keluarga Berencana (KB) dengan slogannya “Dua Anak Cukup” atau dengan beraneka macam sosialisasi yang lain. Karena bila pertumbuhan penduduk ini tidak terkendali maka akan terjadi lonjakan penduduk yang akan mengakibatkan timbulnya masalah-masalah baru diantaranya yaitu masalah kemiskinan, pengangguran serta tingkat kriminalatis dan yang paling utama adalah kepadatan penduduk membuat kondisi perkotaan menjadi carut marut.
Dimana pertumbuhan penduduk yang berlebihan akan menimbulkan dampak, antara lain :
·         Kerusakan lingkungan
·         Kemiskinan
·         Kriminalitas
·         Krisis pangan
·         Krisis kesehatan
Dengan begitu, semakin bertambahnya jumlah penduduk suatu Negara, jika tidak disediakan lapangan kerja yang memadai maka akan sangat berpengaruh kepada perekonomian Negara itu sendiri. Akan ada banyak sekali masalah yang di timbulkan seperti perampokan, pencurian, pengangguran yang akhirnya akan berujung pada kemiskinan.
Sumber :